Monday, November 2, 2009

Pita Hitam di Lengan Kiri

Hari ini gw pake pita hitam di lengan kiri sebagai solidaritas mendukung aksi simbolik melawan ketidakadilan terhadap KPK. Ini juga menjadi bagian dari sikap gw sebagai anak bangsa.

Di kantor, cuma gw yang memakai pita hitam ini. Jelas ini menarik perhatian teman-teman. Banyak yang berkomentar, “bagus!”, mari kita dukung KPK”, tapi ada juga yang sinis menanggapi, "ah sok bersikap loe... mending biasa-biasa aja deh"

Gw cuma tersenyum mendengar itu karena dua hal. Pertama, pilihan dia tidak memakai pita hitam pun sebenarnya dia sudah bersikap bukan?. Kedua, memang apa salahnya kalo kita menunjukkan keberpihakkan kita?. Takut?, takut apa?. Gw rasa lebih baik bersikap itu lebih baik dari pada diam apatis kayak gitu.

Yaaa... tapi terserah sih, ini kan negeri merdeka dan berdaulat. Mo mendukung KPK silahkan, mo jadi bagian dari buaya juga silahkan...

Cicak dan Buaya

Cicak banyak menempel di dinding
Cicak makannya lalat dan nyamuk
Ada cicak nyamuk dan lalat—pengganggu manusia—pergi
Jika terjepit, biar selamat Cicak mengorbankan ekornya
Saking dekatnya cicak dengan manusia sampai ada lagu anak-anak tentang Cicak...
“Cicak...cicak di dinding diam-diam merayap datang seekor nyamuk, hap!, lalu ditangkap!”

Buaya, hidup di dua alam, bisa di air juga di darat
Buaya makan apa aja, dari ikan sampai bangkai
Buaya datang, manusia pasti kabur!
Buaya tak cerdik, tak pernah mengorbankan ekornya agar selamat
Buaya melekat dengan hal-hal negatif; buaya keroncongan; air mata buaya; dan buaya darat; buaya pasar; membuayai, lepas dari mulut harimau masuk mulut buaya, buaya mau dikadali, dan takkan buaya menolak bangkai.
Buaya merupakan trade mark, simbol semua kejahatan http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/02/02494246/redaksi.yth

Begitu “hitam”-nya buaya, maka tak ada lagu anak-anak soal buaya bukan?.

Tapi herannya, ada "oknum" polisi yang dengan gagah berani menyamakan diri (dan atau institusi)-nya dengan buaya. Hehehe... belom pernah baca soal buaya ya pak?

(Dharmawangsa sore 2 November 2009)

Sunday, November 1, 2009

Pak Camat yang Baru Saja Diangkat

Tidak lama lagi jabatan Mastur sebagai Lurah di Kelurahan Batu Item bakalan berakhir. Selesai. Tamat. Finish. Mastur dipecat tidak hormat oleh pak Camat--yang baru saja diangkat--dengan alasan indisipliner dan tidak berada di tempat ketika pak Camat yang terhormat--yang baru saja diangkat--datang melakukan sidak alias inspeksi mendadak ke Kelurahan Batu Item baru-baru ini.

Sebenarnya, Mastur punya alasan untuk menghindari pemecatan, karena pada saat pak Camat yang terhormat--yang baru saja diangkat--itu datang berkunjung, dia sedang kerja bakti bersama aparat se-kelurahan Kampung Item yang pusat kegiatannya ada di RT 05 RW 02.

Program kerja bakti ini memang sudah menjadi agenda rutin Kelurahan Kampung Item, apalagi menjelang musim penghujan seperti sekarang ini. Seluruh warga berkumpul membersihkan got dan lingkungannya masing-masing disaksikan dan disemangati oleh aparat kelurahan, termasuk oleh Mastur sebagai Lurah.

Tapi apa mau dikata, Pak Camat yang terhormat—yang baru saja diangkat—keburu marah atau merasa dilecehkan? (entahlah!) atau mungkin barangkali ada pembisik di samping kiri-kanannya agar langsung saja memecat Mastur tanpa mencari tahu alasan dibalik ketidakhadiran Mastur di kantor kelurahan waktu itu.

Posisi Mastur langsung digantikan oleh wakilnya Masjib, sementera wakilnya diserahkan pada Rohiim si sekretaris Kelurahan. Saat ini, Mastur masih menunggu keputusan dari Pak Camat yang terhormat—yang baru saja diangkat—itu. Entah jabatan apa yang akan diberikan padanya, tapi yang jelas Mastur hanya bisa pasrah atas nasib yang menimpanya tanpa berani mencoba menggugat keputusan Pak Camat yang terhormat—yang baru saja diangkat—itu.

Mastur korban pejabat yang merasa dirinya berhak berbuat apa saja dan tidak merasa perlu melakukan cek & recheck atas duduk perkara sebenernya. Tipikal pejabat yang ingin unjuk gigi dan diri bahwa dialah pemegang kekuasaan tertinggi!. Sayang sekali, padahal kalau saja pak Pak Camat yang terhormat—yang baru saja diangkat—bersedia mencari tahu dan MENDEGAR ALASAN dari Mastur niscaya keputusan yang gegabah—yang bisa saja menampar kehormatannya sebagai pejabat baru—bisa dihindari. Entah dimana nurani pak Camat Pak Camat yang terhormat—yang baru saja diangkat—itu.

(Sunter, 01 November 2009)

Saturday, October 31, 2009

Lupa 2

"Kami adalah jari yang dikepal menjadi tinju"


Lupa juga siapa pemilik kata bagus ini, hiks...
(Sunter, Mei 2009)

Tentang Hijrah

"Hijrah, dari Akhir menjadi Awal. Bismillah..."

(Sunter, April 2009)

Tuhan dan Setan

Dalam kesederhanaan, kita mencari Tuhan dan menemukanNYA
Dalam kesenangan, setan bersama kita, ha...ha...ha...

(Sunter, September 2009)

Dunia yang Berputar

Teruslah mengeluh, dunia akan tetap berputar
Teruslah bersedih, matahari tetap akan bersinar di ufuk timur
Tapi teruslah tersenyum, karena bulan akan menyirami hatimu

(Sunter, 02 Agustus 2009)