Monday, November 2, 2009

Cicak dan Buaya

Cicak banyak menempel di dinding
Cicak makannya lalat dan nyamuk
Ada cicak nyamuk dan lalat—pengganggu manusia—pergi
Jika terjepit, biar selamat Cicak mengorbankan ekornya
Saking dekatnya cicak dengan manusia sampai ada lagu anak-anak tentang Cicak...
“Cicak...cicak di dinding diam-diam merayap datang seekor nyamuk, hap!, lalu ditangkap!”

Buaya, hidup di dua alam, bisa di air juga di darat
Buaya makan apa aja, dari ikan sampai bangkai
Buaya datang, manusia pasti kabur!
Buaya tak cerdik, tak pernah mengorbankan ekornya agar selamat
Buaya melekat dengan hal-hal negatif; buaya keroncongan; air mata buaya; dan buaya darat; buaya pasar; membuayai, lepas dari mulut harimau masuk mulut buaya, buaya mau dikadali, dan takkan buaya menolak bangkai.
Buaya merupakan trade mark, simbol semua kejahatan http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/02/02494246/redaksi.yth

Begitu “hitam”-nya buaya, maka tak ada lagu anak-anak soal buaya bukan?.

Tapi herannya, ada "oknum" polisi yang dengan gagah berani menyamakan diri (dan atau institusi)-nya dengan buaya. Hehehe... belom pernah baca soal buaya ya pak?

(Dharmawangsa sore 2 November 2009)

No comments:

Post a Comment