Saturday, October 31, 2009

Lihatlah Sepedaku

Kawan, sudahkah kau melihat sepedaku?
Sepeda lipat namanya
Walau bukan yang termahal harganya
Aku bangga menaikinya, mengayuhnya kemana-mana

Setiap hari, setiap waktu, kukayuh sepedaku
kemanapun kumau sekehendak hatiku, sekuat dengkulku
kulintasi tanjakan-turunan-kubangan-aspal jalanan
dengan perasaan senang berkibar-kibar

Kawan, sudahkah kau melihat sepedaku?
Kubeli dua tahun lalu di bulan empat
Sepedaku kecil bila terlipat
Jika tak kupakai, kau bisa melihatnya di situ, di samping bangkuku

Kawan, sudahkah kau puas melihat sepedaku?
Kini, kayuhlah sepedamu sendiri
bersama-sama kita membelah Jakarta
mencari peluh demi sehatnya tubuh

(Sunter 29 July 2009)

No comments:

Post a Comment