Saturday, October 31, 2009

Naiklah Nak...

Naiki sepeda itu nak…
Cuma ini yang bisa ayah berikan padamu
Sepeda tua berwarna biru
Pengganti sepeda kecilmu yang tak lagi ada

Naiki sepeda itu…
Tapi jangan kau persoalkan bentuknya
Kan ku buat dia senyaman mungkin untukmu
Sesuai dengan tinggi tubuhmu

Naiklah nak…
Nikmati desiran hembusan angin pada rambutmu
Rasakan deburan jantungmu saat mengayuhnya
Lihatlah peluhmu pada kaki dan tangan, yang jatuh untuk memberimu sehat

Naiki sepedamu…
pergilah sekuat kayuhan dengkulmu
sekuat deburan pompa jantungmu
Di rumah, bunda akan selalu menunggumu

Naiklah pada sepedamu nak…
Kelak, jika kau sudah cukup besar
kau bisa memilih jalanmu sendiri,
jalan yang ingin kau lintasi

(Sunter, 29 July 2009)

No comments:

Post a Comment